Langit lentur
Dulu kini nanti
Berbintang, berkabut kelabu biru terang
Aku kebagian sejauh mengelilingi matahari
Berulang sama sejak kelahiran beratap langit lentur
Bertadah bumi yang katanya subur dan aku kau menjadi
Aku kau kebagian sejauh mengelilingi matahari
Hingga kelak darah aku kau lelah mengaliri nadi
Dan aku kau kembali menyuruk kedalam bumi
Seperti juga dia mereka
Kita lahir dibumi yang katanya subur
Emas berbungkus selaput tembaga sebesar pulau bergunung-gunung di irian jaya
Laut aku kau kaya tuna seluas benua
Lalu kau aku menjadi seperti juga dia merreka
Di Freeport aku kau menjadi claning service
Ijazah sarjana sepupuku disana bernilai menunggui mesin fotocopy
Aku kau dan juga sepupuku bangga, kita budak Freeport
Pipa-pipa mengalir kelaut kapal tanker
Bongkah-bongkah batu dibawa
Kau aku kira dia mereka buat penahan abrasi pantai
Sarjana pucat kurus kurir JNE samping rumah aku kau bilang itu emas
Sarjana itu bilang itu emas
Aku kau dengar sarjana itu bilang itu emas
Gaji aku kau sarjana itu tak cukup beli setengah gram nya tiap bulan
Senen tadi pagi adekku kau berhenti sekolah
Karena tunggakan uang sekolah ia malu dengan pacarnya
Sore dan awal malam aku kau lihat dia merokok di foodcourt
Membanting kartu. Dia gadis zaman ini seperti juga aku kau
Kita lahir dibumi yang katanya subur
Kita lahir dibumi yang katanya subur
Kita kebagian sejauh mengelilingi matahari
Apa yang berbeda dari dia mereka selain pemerintah kita yang ingin cepat kaya
Kita terbuai ajakan masa remaja
Sementara dia mereka seumuran kita belajar fisika di laboratorium NASA
Melahap buku Edison diakhir pekan
Satu hal lagi
Kepadanya diberi tahu dia lahir dibumii yang tak subur
Tak ada batu emas bergunung sebesar pulau
Dia mereka kebagian sejauh mengelilingi matahari
Dia mereka lahir sebagai president direktur Freeport masa depan
Dia mereka lahir sebagai majikan yang akan mengatakan
‘ina just have dream’ mencaci maki dan meludahi kalau ada waktu
Datang kesini untuk membayar adik perempuan belia aku kau dua dollar
Kata orang tua kita itu besar.
Itu bukan takdir
Jika aku kau dan adik perempuan kita tak lagi bermain kartu dan merokok di footcourt
Aku kau dan adik perempuan kita bisa membaca peta dimana irian jaya
Renggut spanduk besar mereka
Tanggalkan liontin cambuk mereka
Hapus cap dikening pemerintah kita
“kita tak lagi bangsa budak”
Itu kata ibuku
Diakatakan kepadaku
“jika bukan di saat matahari bersinar untuk kita”
Antarkan anak-anak mu belajar di labor NASA
Bacakan buku Edison setelah sirah nabawiyah
Sebelum tidurkan ia walau di tikar tua dan kamar tak berjendela
0 comments:
Post a Comment
komentar nya tulis disini