KALIMAT AJAIB

Diawal malam yang cerah pertengahan agustus saat itu. membuat jalanan sedikit berkabut namun bulan sabit penghujung sore itu tetap mempesona. Dan malam itu aku harus ketemu dokter gigiku. drg Yumhelma yang ramah. setiap konsultasi dengannya dari awal aku merasa berbicara dengan ibu sendiri. Dari matanya tersirat persahabatan yang indah. membuatku tak takut walau beberapa gigiku harus dicabut agar hasil bricketku sempurna.

dan dimalam yang rasanya sempurna ini aku kan tetap datang padanya dan melihat senyum hangatnya dan juga keramahannya lagi. karena antrian yang panjangg dan seorang aku dapat menemukan senyum ramah nya agak menggeser waktu dari jadwal kontrol biasanya. disela seorang anak kecil yang mau mengganti karet bricketnya seolah seperti mau ketemu hantu.juga hardikan ibundanya yang menambah bobot malam itu.

dari jendela ruang tunggu aku menyaksikan bintang yang malu-malu tertutup awan tipis setipis sutera. dan ada satu bintang yang terperangkap gelungan bulan sabit nan indah. diluar ruko-ruko pinggir jalan sudah mulai menutup rolling doornya. dan para penjual makanan kaki lima pun tengah berkemas alat masak mereka.

dan kini giliranku. tepat jam 21.00. seperempat awal malam. padanya ku ucapkan salam dan aku kembali bertemu wajah ramahnya. sebuah senyam pembuka nan indah dari seorang dokter wanita paroh baya.
"gimana kabar keluarganya len....adeknya sudah sembuh??"
aku menyukai cara sapanya dan itu berarti untuk menghilangkan kegugupanku karena malam ini gigi didepan gigi taring kananku kan dicabut satu lagi.

dia dengan alat-alat kedokterannnya mulai bekerja. membuka karet-karet lama dibricketku. ternyata tiga minggu cukup membuatnya berubah warna dari biru terang yang indah menjadi sedikit kekuningan dan terlihat sangat tidak bersih. satu bricket ku lepas dari gigi depan. dengan sabar ia melepas kawatnya dan membersihkan setiap bricket dengan teliti.

saat ia harus mengganti bricket yang lepas, ia terkaget ketika mendapati lassernya tak berfungsi. lasser itu tetap mengeluarkan sinarnya tapi tak dapat mengeringkan. ia mencoba membuka cangkang laser yang terlihat seperti pistol mainan anak laki-laki itu dengan sabar. mencoba dengan menggunakan berbagai benda kedokterannya untuk membuka baut yang sangat kecil itu. semua tak berhasil dan ia pun meminta resepsionis pria muda kurus yang terlihat kurang ramah itu untuk membantunya mencari obeng kecil. dan ia tetap tersenyum ramah padaku.
"sabar ya len, mungkin ini alatnya sudah ketuaan, sudah seumur gelar dokterku plus masa aku kuliah" candanya. tapi aku tau, disana rasa sabar nya sedang diuji. mengingat jarum jam sudah diangka 22 malam dan ia telah menangani banyak pasien.

sang resepsionis itu juga tidak dapat banyak membantu, akhirnya ia mnelpon suaminya yang mungkin dengan sangat ramah bertanya kenapa belum pulang. dia menceritakan keadaan nya diklinik dan meminta sang suami segera menyusul membawakan obeng kecil.

"yah, bawakan bunda obeng kecil yang biasa ayah pakai ya, lassernya rusak dan bricketnya yang mau dipasang bagian depan yah"

waktu berlalu dan tentunya diluar sana malam semakin pekat, aku tidak tau apa jawaban suami bu dokter yang baik itu. ia tampak sedikit kesal. ada bunyi kekesalan yang keluar dari kerjasama bibir lidah dan gusi bawahnya. dan entah kenapa ia terlihat semakin kesal. ia tetap mengutak atik lasser itu semakin lama semakin terasa keras ia mengutak atiknya. aku sedikut gugup, karena sepertinya baru kali ini aku melihatnya begitu emosi. aku juga berharap lasser itu segera bisa digunakan lagi. setidaknya jika ia tetap rusak, selama tiga minggu gigi depanku memakai bricket seperrti kacamata bajak laut. aku berharap seperti harapan nya.

ia terlihat semakin kesal dengan menguncang-guncang lasser itu tak sabar. lalau ia menaruhnya dengan sedikit membanting seperti membuang benda tua karatan tak berguna ko tempat samapah. kini benda itu tak berdaya di meja karjanya. ia diam dan sepertinya masih mencari obeng yang pas untuk membuka lasser itu.

tiba-tiba aku terbatuk dan bebrapakali. aku terguncang dan kaki ku sedikit terangkat. rupanya ini sangat fatal dan membuat guncangan kecil juga di meja kursi ortonya. tempat kapas bekas pakai yang berdarah-darah itu terlempar kebawah dan sekali lagi aku terlonjak kaget. untungnya kekagetanku tak menumpahkan semua isi meja itu. aku cepat-cepat berdiri. ada kekhawatiran ini semua akan semakin membuat bu dokter bertambah emosi. dan jujur aku gugup dan sedikit takut.
"Astagfirullah.... maaf kan len ya bu" kataku
mungkin saat itu aku terlihat sepeti anak kecil yang ketakutan pada ibunya. dan jika ini terjadi saat dia tidak emosi mungkin aku takkan segugup itu. lalu aku memilih sendiri kapas berdarah itu. bagaimanapun ia tidak hanya sekedar dokter gigi oleh ku. dia sudah terasa sangat dekat dan seperti katakan tadi. sudah seperti ibuku.

"Astagfirullah.....maafkan saya ya len..." tiba-tiba ia sudah berjongkok disampingku. membantuku memilih kapas-kapasnya dan ia sendiri yang membuangnya ketong sampah. lalu ia mengulangi nya lagi.
"Astagfirullah..." dan entah berapa kali. yang kutau sangat banyak.

"maafkan ibu ya, ibu agak sedikit emosi, hari ini ibu capek banget. dari pagi pasien rame terus dan tiba-tiba lassernya rusak. padahalkan yang copot bricket depanmu" ia terus menjelaskan kenapa ia begitu emosi dan seperti sangat berrsalah sekali padaku.
"tidak apa-apa bu, besok juga ga apa-apa" hanya itu kata-kata yang dapat ku ucapkan. karena saat itu aku bukan terfokus pada uraian rasa bersalahnya. tapi pada kalimat ajaib yang sama-sama kami lontarkan. ia begitu menenangkan, mengurangi kegugupanku dan meredakan emosinya.

sungguh Allah tidak pernah bohong dan mengetahui fitrah hamba Nya, seperti Ia katakan dalam firmanyya nan indah :

” Sesungguhnya seorang hamba jika ia melakukan kesalahan, maka akan tercemari hatinya dengan satu bercak hitam. Jika ia menghentikan kesalahannya dan beristighfar ( memohon ampun ) serta bertaubat, maka hatinya menjadi bersih lagi. Jika ia melakukan kesalahan lagi, dan menambahnya maka hatinya lama-kelamaan akan menjadi hitam pekat. Inilah maksud dari ” al-Raan ” ( penutup hati ) yang disebut Allah dalam firman-Nya : ” Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.(Qs Al Muthoffifin : 14 ) ” ( [12] )
Share on Google Plus

About aisyah syahidah

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

komentar nya tulis disini