setiap detik dalam bayang
aku menyebutkan
getar yang tengadah
lucu dan galaunya
semakin berdendang riang
aku memaki pada rasa
jauh entah di belakang samudera yang mana
kau membawa pergi ke belahan dunia yang abadi
kita tak sempat bertatap
ruang yang dekat, tapi tidak buat kita
ternyata dunia ini masih ada sisi tak terjamah
aku tengada pada bening yang mengalir
waktu membawamu pergi
saat mata masih mengharap harapannya
kenapa begitu waktu berkarya
lukiskan aku pada nyata yang tak nyata
tentang berselancar di salju putih yang kau ceritakan
tentang daun mapel merah di senja
tentang koleksi topi coboy mu
lalu conferensi aku, kau, dan ma'am denish
planing nya untuk kita
aku membayangkan bersepatu boots dan memakai topimu
di rerumputan hijau
bersama ma'am danis yang menuju tua
lalu tangisan orang tua itu
tangisan semua tentang sesuatu
tentang perjalanan pulang mu yang panjang
lalu untuk tak pernah lagi datang
tentang cerita terakhir kita
kau katakan
"kini, ditanganku ada daun mapel setengah merah"
kini aku melangkah kesana
jukapun nanti topi mu tak lagi bertuan
jika nanti rumput hijau dipetakan nya telah tergali dan kau ada disana
aku datang penuhi janjiku
walau sendiri, aku akan duduk dikursi "dremian" itu
dan seperti janjiku
akan ku temani ma'am denish beberapa waktu
akan kami seka airmata bersama
kami kehilanganmu
kehilangan mimpiku
entahlah
apa cerita taqdirku
setelah semua ini
kau telah pergi dibawa waktu
namun aku juga telah tunaikan janji ku
aku datang tepat waktu
namun kau keburu pulang
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment
komentar nya tulis disini